MAKALAH
PERTUMBUHAN DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah
Ekonomi Makro
Dosen Pengampu :
Eni
Susilowati M.Pd.
Kelompok 13
3A
1.
Zahrothul Alifah (17402153001)
2.
Nazri Abdul Hakim (17402153015)
3.
Irma Yulistiani Dewi (17402153043)
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah, dengan materi mata kuliah Ekonomi Makro yang berjudul “Pertumbuhan
Dan Pembangunan Ekonomi” tepat pada waktunya. Tak lupa
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Dr. H. Maftuhin, M.Ag, selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
2.
Ibu Eni
Susilowati M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Ekonomi Makro
3.
Dan semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari jika
dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan
tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat. Terimakasih.
Tulungagung, 25
Nopember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C.
Tujuan Pembahasan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep Mengenai Pertumbuhan Ekonomi......................................... 2
B.
Perbandingan Kemakmuran Berbagai Negara................................... 5
C.
Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi.................. 9
D.
Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi.................................................... 14
E.
Masalah Pembangunan di Negara
Berkembang................................. 22
F.
Kebijakan Mempercepat
Pembangunan............................................. 24
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................... 27
B.
Saran................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi mengukur
prestasi dari perkembangan suatu ekonomi, untuk memberikan suatu gambaran
mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara. Pembangunan ekonomi
adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi, bukan saja masalah perkembangan
pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi,
masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah
pemetaan pembagian pendapatan.
Untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi, dan mengetahui bagaimana posisi suatu negara didalam
perekonomian, perbandingan kemakmuran berbagai negara, faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi, teori-teori pertumbuhan ekonomi, serta masalah
pembangunan di negara berkembang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep mengenai pertumbuhan ekonomi?
2.
Bagaimana perbandingan kemakmuran berbagai negara?
3.
Apa saja faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi?
4.
Apa saja teori-teori pertumbuhan ekonomi?
5.
Apa masalah pembangunan di
negara berkembang?
6.
Bagaimana kebijakan mempercepat
pembangunan?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui konsep mengenai pertumbuhan ekonomi
2.
Untuk mengetahui perbandingan kemakmuran berbagai negara
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
4.
Untuk mengetahui teori-teori pertumbuhan ekonomi
5.
Apa masalah pembangunan di
negara berkembang?
6.
Bagaimana kebijakan mempercepat
pembangunan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Mengenai Pertumbuhan Ekonomi
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan
perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal
produksi dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah
produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah
sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang
modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat
sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh
sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi
yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional riil yang dicapai.
2. Pembangunan
Ekonomi
Istilah
pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di
negara-negara berkembang. Istilah ini adalah : pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang diikuti perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi. Dengan perkataan lain, dalam mengartikan pembangunan ekonomi, ahli
ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional
riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha
merombak sektor pertanian yang tradisonal, masalah mempercepat pertumbuhan
ekonomi dan masalah pemetaan pembagian pendapatan. Perbedaan penting lainnya
adalah : dalam pembangunan ekonomi tingkat pendapatan perkapita terus menerus
meningkat, sedangkan pertumbuhan ekonomi belum tentu diikuti oleh kenaikan
pendapatan per kapita.
a. Pendapatan
Perkapita Sebagai Pengukur Kemakmuran
Banyak informasi perlu digunakan untuk secara
lengkap menunjukkan taraf kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyarakat
suatu negara. Persentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat
pendapatan mereka dan pemilikan harta-harta lain merupakan petunjuk penting
dalam melihat taraf kemakmuran yang dicapai. Disamping itu, kemakmuran
ditentukan pula oleh fasilitas untuk mendapatkan suplai listrik dan air minum
bersih, fasilitas pendidikan yang diperoleh dan taraf pendidikan yang dicapai, taraf
kesehatan dan fasilitas pengobatan yang tersedia, keadaan perumahan masyarakat
miskin dan taraf perkembangan infrastruktur yang dicapai. Tersedianya pekerjaan
yang cukup merupakan faktor lainnya. Apabila faktor-faktor seperti ini
digunakan untuk menunjukkan tingkat kemakmuran setiap negara, akan dihadapi
masalah mengumpulkan data seperti itu.
b. Membandingkan Pendapatan Per Kapita
Sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan seperti
yang dinyatakan diatas, dalam
menunjukan dan membandingkan tingkat
kemakmuran suatu masyarakat digunakan data pendapatan per kapita dalam mata
uang sendiri maupun dalam dollar Amerika Serikat (apabila ia digunakan untuk perbandingan). Data
pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran karena berbagai negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat
berbeda. Dengan
demikian, walaupun
pendapatan nasional negara A lebih besar jika dibandingkan dengan negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa negara
A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari negara B .
c. Pendapatan
Per Kapita dan Cara Perhitungannya
Salah
satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan perhitungannya
adalah pendapatan per kapita, yaitu
pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) suatu
tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian
pendapatan perkapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula
sebagai berikut :
PDB
1)
PDB Per Kapita
=
Jumlah Penduduk
PDB
2)
PNB Per Kapita =
Jumlah Penduduk
Dalam
menghitung pendapatan per kapita dua macam penghitungan dapat dilakukan, yaitu berdasarkan yang berlaku dan harga tetap. Penghitungan pendapatan per kapita menurut
harga yang berlaku penting untuk memberi gambaran mengenai kemampuan rata-rata
dari penduduk negara itu berbelanja dan
membeli barang-barang dan jasa yang diperlukannya. Dan ini juga penting sebagai bahan perbandingan
dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran di suatu negara berbanding
dengan negara-negara lain.
Data pendapatan per kapita
menurut harga tetap perlu dihitung untuk menunjukkan perkembangan tingkat
kemakmuran di suatu negara. Produk Domestik Bruto biasanya bertambah dari tahun
ke tahun. Nilainya yang bertambah itu pada umumnya disebabkan oleh dua faktor :
(i) pertambahan produksi fiskal yang berlaku, dan (ii) kenaikan harga-harga
barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian
kenaikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku tidak memberikan
gambaran yang sempurna tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena
efek kenaikan harga dalam menaikkan pendapatan nasional belum diperhitungkan. Pertumbuhan
ekonomi dan pertambahan kemakmuran yang diwujudkannya, ditentukan oleh
perkembangan pendapatan nasional yang sebenarnya, yaitu yang tidak disebabkan
oleh kenaikan harga. Oleh karena itu, untuk menggambarkan perkembangan
kemakmuran suatu masyarakat perlulah dihitung pendapatan per kapita pada harga
tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam kemakmuran
apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan per kapita
rill terus menerus bertambah dari tahun ke tahun.
B. Perbandingan
Kemakmuran Berbagai Negara
Sebagai ukuran kasar untuk membandingkan
tingkat kemakmuran yang dicapai suatu negara, data pendapatan per kapita selalu digunakan. Bagian ini akan menggunakan data tersebut untuk
membandingkan tingkat kemakmuran di antara berbagai negara, terutama di antara negara maju dan negara
berkembang. Tiga
aspek yang akan diperhatikan :
1. Perbandingan
secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk dunia yang digolongkan
kepada beberapa pendapatan.
2. Perbandingan
yang terperinci di antara beberapa
negara terpilih didunia.
3. Perbandingan
pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup
dengan menggunakan purchasing power parity.
1. Pendapatan
Per Kapita Beberapa Golongan Negara
Dalam
menunjukkan pendapatan per kapita di berbagai dunia, Laporan Bank Dunia (Word Development Report) membedakan berbagai negara kepada empat
kategori, yaitu : “low
income ecconomies”, “lower middle-income”,“upper middle-income”, dan “high income contries”. Tabel 13.1 menunjukkan pendapatan per kapita
rata-rata dari golongan-golongan negara tersebut pada tahun 2001.
Tabel 13.1
Pendapatan Per Kapita
Berbagai Golongan Negara, 2001
Golongan Negara
|
Pendapatan
Per Kapita
|
Jumlah
Penduduk
|
Persentasi
|
(Dolar US)
|
(Juta)
|
Dunia
|
|
1.
Low income economies
|
430
|
2.510,6
|
40,9
|
2.
Lower middle-income
|
1.240
|
2.164,5
|
35,3
|
3.
Upper middle-income
|
4.460
|
503,7
|
8,2
|
4.
High-income economies
|
26.710
|
955,0
|
15,6
|
Jumlah
|
6.132,8
|
100
|
Data
dalam tabel 13.1 menunjukkan
jurang yang besar diantara pendapatan
“low income” dengan “high-income
ecconomies” yaitu US $ 430 berbanding dengan US $ 26.710. Berarti pendapatan per kapita rata-rata “high
income ecconomies” adalah
lebih 62 kali lipat dari pendapatan per kapita rata-rata negara-negara miskin. Jumlah penduduk negara miskin adalah 2.511
juta, sedangkan
negara berpendapatan tinggi jumlah penduduknya hanya 950 juta, yaitu hanya 38 persen dari penduduk golongan
negara pendapatan rendah. Pendapatan
per kapita rata-rata negara tersebut adalah US $ 1.240 untuk yang berpendapatan
rendah dan US $ 4.460 untuk yang berpendapatan tinggi.
Dapat pula disimpulkan
bahwa tiga perempat dari penduduk dunia termasuk dalam golongan yang rata-rata
pendapatanya tidak begitu tinggi, yaitu rata-ratanya tidak melebihi US $ 1.240
dan belum menikmati taraf kehidupan yang menyenangkan. Banyak diantara mereka
masih masih dapat dipandang sebagai penduduk yang mendapatkan pendapatan cukup
hidup atau mencapai taraf “subsistence”. Negara berpendapatan rendah, seperti
yang dinyatakan, bahwa memperoleh pendapatan rata-rata(per tahun) sebesar US $
430 dan mereka meliputi 40.9 persentasi dari penduduk dunia. Banyak diantara mereka
masih belum menikmati tiga kebutuhan hidup yang utama, yaitu makanan, pakaian
dan perumahan yang memadai. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk menaikkan
taraf kehidupan mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kehidupan ini
terutama terdapat di Afrika dan Asia.
Kebanyakan negara-negara
miskin baru mencapai kemerdekaan pada tahun-tahun sesudah Perang Dunia Kedua. Semenjak
merdeka mereka berusaha mempercepat pertumbuhan ekonominya. Tetapi hambatan
yang mereka hadapi dalam mencapai cita-cita ini sangat besar. Kekurangan modal,
taraf pendidikan yang rendah, kegiatan ekonomi tradisonal yang rendah
produktivitasnya dan pertambahan penduduk yang pesat telah menghambat usaha
untuk mempercepat pembangunan, maka keadaan kemiskinan tetap tidak dapat
dihapuskan.
2. Pendapatan
Per Kapita Beberapa Negara
Untuk
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai perbedaan pendapatan per kapita
dan tingkat kemakmuran diberbagai negara, dalam tabel 13.2 ditunjukkan tingkat pendapatan
per kapita di empat golongan negara yang dicantumkan sebelum ini. Di setiap golongan negara ditunjukkan beberapa negara yang disertai dengan pendapatan per
kapitanya pada tahun 2001.
Tabel 13.2
Pendapatan Per Kapita
Berbagai Golongan Negara, 2001
Negara
|
Pendapatan
per kapita
(dolar US)
|
Negara
|
Pendapatan
per kapita
(dolar US)
|
A.
Pendapatan Rendah
1.
Tanzania
2.
Bangladesh
3.
India
4.
Nigeria
5.
Cambodia
6.
Pakistan
7.
Ghana
|
270
370
460
290
270
420
290
|
C. Pendapatan menengah yang tinggi
1.
Afrika Selatan
2.
Brazil
3.
Malaysia
4.
Poland
5.
Mexico
6.
Argentina
7.
Slovak
8.
Saudi Arabia
9.
Portugal
|
2.900
3.060
3.640
4.240
5.540
6.960
3.700
7.230
10.000
|
B.
Pendapatan menengah Rendah
1.
Indonesia
2.
Bolivia
3.
Filipina
4.
Sri Langka
5.
Jordan
6.
Romania
7.
Colombia
8.
Thailand
9.
Turki
10. Iran
11. China
|
680
940
1.050
830
1.750
1.710
1.920
1.970
2.540
1.750
890
|
D.
Negara Kaya
1.
Spanyol
2.
Hongkong
3.
Singapura
4.
Australia
5.
Inggris
6.
Jerman
7.
Amerika Serikat
8.
Swedia
9.
Jepang
10. Switzerland
|
14.860
25.920
24.740
19.770
24.230
23.700
34.870
25.400
35.990
36.970
|
Data dalam tabel tersebut menunjukkan
pendapatan per kapita di negara berpendapatan rendah adalah sekitar US $270- US
$460. Berdasarkan
data tahun 2001, yang
tergolong sebagai negara kaya adalah negara yang pendapatannya melebihi 12.000 dollar US. Diantara negara kaya, negara yang pendapatannya paling rendah adalah Spanyol (US $14.860) dan yang paling tinggi Switzerland dengan pendapatan per kapita US $ 36.970.
Pendapatan per kapita negara berpendapatan
menengah golongan rendah berkisar di antara US $600 hingga sekitar US $ 2.600. Sedangkan golongan menengah yang berpendapatan
tinggi, pendapatan
per kapitanya berada disekitar US $ 3.000 hingga US $ 10.000.
3. Pendapatan
Per Kapita dan
“Purchasing Power Parity”
Dalam
uraian sebelum ini telah
diterangkan beberapa kelemahan pendapatan per kapita sebagai pengukur tingkat kemakmuran. Salah satu yang terpenting adalah perbedaan
tingkat harga barang di antara berbagai negara. Penghitungan pendapatan per kapita yang
mempertimbangkan faktor perbedaan harga tersebut, yakni dengan menghitung kembali pendapatan per
kapita berdasarkan harga yang sama di berbagai negara, akan menghasilkan data yang sangat berbeda
dengan yang ditunjukkan dalam tabel 13.3.
Tabel 13.3
Perbandingan Per Kapita
GDP dan Per Kapita PPP (Dalam Dolar US)
Negara
|
Pendapatan Per Kapita
|
|
GDP
|
PPP
|
|
Negara-negara Berkembang
1.
China
2.
India
3.
Indonesia
4.
Filipina
5.
Thailand
6.
Malaysia
7.
Pakistan
8.
Saudi Arabia
9.
Mexico
10. Brazil
11. Colombia
|
890
460
680
1.050
1.960
3.640
420
7.230
5.540
3.060
1.910
|
4.260
2.530
2.940
4.360
6.550
8.340
1.920
11.390
8.770
7.450
5.980
|
Negara-negara Maju
1.
Amerika Serikat
2.
Perancis
3.
Australia
4.
Jerman
5.
United Kingdom
|
34.870
22.690
19.770
23.700
24.230
|
34.870
25.280
25.780
25.530
24.260
|
Pendapatan
per kapita yang sudah disesuaikan tersebut dinamakan pendapatan per kapita
berdasarkan persamaan daya beli, (pendapatan
per kapita-PPP) atau per
kapita PPP-Purchasing Power Parity. Pendapatan
per kapita yang dihitung menurut cara yang biasa dinamakan pendapatan per
kapita nominal (per
capita GDP nominal). Tabel
13.3 membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP diberbagai
negara. Daripada
data yang terdapat dalam tabel tersebut, beberapa kesimpulan dapat dibuat :
a. Data
tersebut didasarkan kepada harga-harga yang berlaku di Amerika Serikat.Oleh
sebab itu di Amerika Serikat per kapita GDP = per kapita PPP.
b. Di
negara-negara maju pendapatan per kapita PPP hampir sama nilainya dengan
pendapatan per kapita GDP.
c. Di
negara berkembang per kapita PPP jauh lebih tinggi dari pada per kapita
GDP.Sebagai akibatnya,dengan menggunakan per kapita PPP jurang kemakmuran di
anatara negara berkembang dan negara maju tidaklah sebesar seperti ditunjukkan
oleh perbedaan per kapita GDP.
C. Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan
Ekonomi
Beberapa faktor yang telah
lama dipandang oleh ahli-ahli ekonomi sebagai sumber penting yang dapat
mewujudkan pertumbuhan ekonomi :
1.
Tanah dan Kekayaan Alam lainnya
Kekayaan alam suatu negara
meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis
hasil hutan dan hasil laut yang dapat diperoleh, junlah dan jenis kekayaan
barang tambang yang terdapat.
Kekayaan alam akan dapat
mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada
masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Didalam setiap negara
dimana pertumbuhan ekonomi barui bermula terdapat banyak hambatan untuk
mengembangkan bebagai kegiatan ekonomi diluar sektor utama (pertanian dan
petambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat. Kekurangan modal,
kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak, dan terbatasnya pasar bago
berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari pendapatan masyarakat yang
rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis
kegiatan ekonomi.
Apabila negara tersebut
mempunyai kekayaan alam yang dapat diusahakan dengan menguntungkan, hambatan
yang baru saja dijelaskan akan dapat teratasi dan pertumbuhan ekonomi
dipercepat. Kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan tersebut akan menarik
pengusaha-pengusaha dari negara yang lebih maju untuk mengusahakan kekayaan
alam tersebut. Modal yang cukup, teknologi dan teknik produksi yang modern, dan
tenaga-tenaga ahli dibawa oleh pengusaha-pengusaha tersebut dari luar
memungkinkan kekayaan alam itu diusahakan secara efisien dan menguntungkan.
Peranan penanaman barang-barang pertanian untuk diekspor, dan industri
pertambangan minyak di dalam menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan
ekonomi dibeberapa negara Asia adalah suatu bukti yang nyata mengenai besarnya
peranan kekayaan alam pada tingkat permulaan pertumbuhan ekonomi. Peranan
perkembangan industri pertambangan minyak di dalam pertumbuhan ekonomi di
negara-negara Timur Tengah dan Brunei adalah suatu bukti lain dari besarnya
peranan pengembangan kekayaan alam di dalam permulaan proses pembangunan.
Walaupun uraian diatas
menekankan tentang pentingnya peranan kekayaan alam dalam perkembangan ekonomis
suatu negara, terutama dalam masa permulaan proses tersebut, hal itu tidaklah
berarti bahwa perkembangan ekonomi sangatlah tergantung kepada banyaknya kekayaan
alam suatu negara. Perkembangan ekonomi di Negeri Belanda, Jepang dan Korea
Sealatan membuktikan bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti,
perkembangan ekonomi yang pesat dapat juga berlaku. Perkembangan ekonomidi
Negeri Belanda bermula dari perkembangan di sektor perdagangan. Perkembangan
yang pesat di Jepang dan Korea Selatan pada masa sesudah Perang Dunia Kedua
yang lalu adalah efek dari kesuksesan didalam pengembangan sektor industri yang
efisien, yang sanggup bersaing di pasaran internasional.
2.
Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah
dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada
perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga
kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi.
Disamping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja,
keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini akan menyebabkan
produktifitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi
yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya perlu diingat
pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Maka luasnya kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara juga bergantung pada jumlah pengusaha
dalam ekonomi. Apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu
adalah lebih banyak, lebih abyak kegiatan ekonomi yang dijalankan.
Dorongan lain yang timbul
dari perkembangan penduduk terhadapa pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat
pertambahan itu kepada luas pasar. Perkembangan penduduk menyebabkan besarnya
luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan akan bertambah
pula. Karena perannya ini maka perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan
kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.
Akibat buruk dari
pertambahan penduduk kepada p[ertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh
masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi
masalah kelebihan penduduk. Suatu negara dipandang menghadapi masalah kelebihan
penduduk apabila jumlah penduduk adalah tidak seimbang dengan faktor-faktor
produksi lain yang tersedia, yaitu jumlah penduduk adalah jauh berlebihan.
Sebagai akibat dari ketidakseimbangan ini produktivitas marjinal penduduk adalah
rendah. Ini berarti pertambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan
pertambahan dalam produksi nasional, ataupun kalau ia bertambah, pertambahan
tersebut adalah telalu lambat dan tidak dapat mengeimbangi pertambahan
penduduk.
Apabila dalam perekonomian
sudah berlalu keadaan dimana pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan
produksi nasional yang tingkatnya adalah lebih cepat dari tingkat petambahan
penduduk, pendapatan per kapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang
berlebihan akan menyebabkan kemakmuran masyarakat merosot.
3.
Barang-Barang Modal dan Tingkat Teknologi
Barang-barang modal
penting artinya dalam mempertinggi keefisienan pertumbuhan ekonomi. Didalam
masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar
peranannya dalam kegiatan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat untuk menangkap ikan
dan berburu, alat-alat untuk bercocok tanam dan mengambil hasil hutan,
masyarakat yang kuang maju akan menghadapi kesusahan yang lebih banyak lagi
dalam mencari makanannya sehai-hari. Pada masa kini pertumbuahn ekonomi dunia
telah mencapai tingkat yang tinggi , yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan
yang dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang
modal yang sangat bertanbah jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi
bertanbah modern memegang peranan penting sekali dalam mewujudkan kemajuan
ekonomi yang tinggi itu.
Apabila baang-barang modal
saja yang betanbah, sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan,
kemajun yang akan tercapai adalah jauh lebih rendah dari pada yang dicapai masa
kini. Tanpa adanya perkembangan tekonologi, produktivitas barang-barang modal
tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat
rendah. Oleh karena itu pendapatan per kapita hanya mengalami perkembangan yang
sangat kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku diberbagai negara terutama
ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa
efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya pertumbuhan ekonomi
menjadi lebih pesat. Efek utamanya adalah:
a.
Kemajuan teknologi dapat
mempetinggi keefisienan kegiatan memproduksi sesuatu barang. Kemajuan seperti
itu akan menurunkan biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi
b.
Kemajuan teknologi
menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksi
sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang dan jasa yang dapat digunakan
masyarakat.
c.
Kemajuan teknologi dapat
meninggikan mutu barang-barang yang diproduksi tanpa meningkatkan harganya
4.
Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Sikap sosial dan sikap
masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Didalam
mengenalisis mengenai masalah-masalah pembangunan di negara-negara berkembang
ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat
dapat menjadi penghambat yang serius dalam pembangunan. Adat istiadat
tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara berproduksi yang
modern dan produktivitas yang tinggi. Oelh karenanya pertumbuhan ekonomi tidak
dapat dipercepat. Juga di dalam sistem sosial dimana sebagian besar tanah
dimiliki oleh tuan-tuan tanah, atau dimana luas tanah yang dimiliki adalah
sangat kecil dan tidak ekonomis, pembangunan ekonomi tidak akan mencapai
tingkat yang diharapkan.
Sikap masyarakat juga
dapat menentukan samapai dimana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Di sebagian
masyarakat terdapat sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar
kepada pertumbuhan ekonomi. Sikap yang sedemikian itu antara lain adalah sikap
berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk investasi,
sikat yang sangat menghargai kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk
mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan
dan keuntungan.
Apabila didalam masyarakat
terdapat beberapa keadaan dalam sistem sosial dan sikap masyarakat yang sangat
menghambat pertumbuhan ekonomi, pemerintah haruslah berusaha untuk menghapuskan
hambatan-hambatan tersebut. Perombakan dalam sistem sosial, seperti misalnya
menghapuskan kekuasaan tuan tanah dan memberikan tanah kepada para petani yang
tidak memilki tanah, adalah suatu langkah yang perlu dilakukan. Juga perubahan
dalam sikap masyarakat perlu diciptakan. Perubahan itu terutama harus ditujukan
aga masyarakat bersedia bekerja lebih keras untuk mendapatkan pendapatan dan
keuntungan yang lebih banyak. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut ini adalah dengan memperluas fasilitas
pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
D.
Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu bidang penelitian yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli
ekonomi. Mazhab Merkantilis, yaitu pemikir-pemikir ekonomi di antara abad ke-16
dan akhir abad ke-17, banyak membahas peanan perdagangan luar negeri terhadap
pembangunan ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi klasik lebih abnyak lagi
pendapat telah dikemukakan. Buku Adam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry
into the Nature Causes of the Wealth Nations atau dengan ringkas, The
Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis mengenai
sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan itu. Buku ini,
yang ditebitkan pada tahun 1776, dipandang sebagai permulaan perkembangan ilmu
ekonomi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan.
Sesudah masa Adam Smith,
beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus dan Stuart Mill
juga menumpahkan perhatian yang besar terhadap masalah perkembangan ekonomi.
Pada permualaan abad ini Schumpeter menjadi sangat terkenal karena bukunya mengenai
pembangunan ekonomi, yaitu buku yang berjudul The Theory of Economic
Development, dan mengenai siklus kegiatan usaha (bussiness cycle)
atau konjungtur.
Setelah itu teori Harrold
Domar dan teori Neo-Klasik telah lebih memperkaya lagi analisis mengenai
pertumbuhan ekonomi.
1.
Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat tekonologi
yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada
banyak fator, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitikberatkan perhatiannya
kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teori
pertumbuhan mereka. Dimisalkan luas tanah dan keayaan alam adalah tetap
jumalahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada
pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk
kepada tingkat produksi nasional pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik hukum hasil
tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini
berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada
permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan,
tingkat pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para
pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan
investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak
akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak,
pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas
setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun
kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila
keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (Stationary
State). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup
hidup (subsistence). Menurut pandangan ahli-hli ekonomi klasiksetiap
masyarakat tidak akan mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang
tersebut.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang bau
diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan antara
pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori
penduduk optimum. Pandangan yang terkandung dalam teori tersebut dibawah ini.
Dari uraian mengenai teori pertumbuhan klasik telah dapat
dilihat bahwa apabila terdapat kekuranga penduduk, produksi maginal adalah
lebih tinggi dari pada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk akan
menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin
banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi
produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh
karenanya pendapatan nasional dan pendapatan dan pendapatan perkapita menjadi
semakin lambat perkembangannya.
Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pada suatu
jumlah penduduk yang tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan
perkapita. Pada keadaan ini pendapatan per kapita telah mencapai nilai yang
maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimum. Secara
grafik teori penduduk optimum dapat ditunjukkan seperti dalam gambar 13.1. kurva
Ypk menunjukkan tingkat pendapatan per kapita pada berbagai jumlah
penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka penduduk optimal adalah
jumlah penduduk sebanyak N0 dan pendapatan per kapita yang paling
maksimum adalah Y0.
Gambar 13.1.
Teori Pertumbuhan Klasik : Penduduk Optimum
Jumlah
Penduduk
|
Y1
|
MY*PK
|
Y0
|
MM
|
MYPK
|
N0
|
N1
|
Dalam dua abad belakangan ini di negara-negara maju
pertumbuhan ekonomi tidak seperti diramalkan oleh teori pertumbuhan klasik.
Pertumbuhan ekonomi yang berlaku di
negara Barat teutama disebabkan oleh
perkembangan tekonologi. Efek dari pertumbuhan yang demikian kurba YPK
akan terus menerus bergerak ke atas (misalnya menjadi Y*PK).
Perubahan seperti ini menyebabkan dua hal beikut : (i) penduduk optimum akan
bergeser ke N0 ke kanan (misalnya N1) dan (ii) pada
penduduk optimum N1 pendapatan per kapita lebih tinggi dari Y0 (yaitu
menjadi Y1).
2.
Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan
pengusaha di dlam mewujudkan prtumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan
bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat
pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tesebut meliputi :
memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam
menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu baang ke pasar-pasaran
baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan
kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan
investasi baru.
Di dalam mengemukalan teori pertumbuhannya Schumpeter
memulai amalisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan
tidak seimbang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan
tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan
untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan
mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan
meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan
meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan
bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan
tesebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih
banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter,
investasi dapat dibedakan kepada dua golongan : penanaman modal otonomi dan
penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal
yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan
inovasi.
Menurit Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu
ekonomi akan semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan
ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai
tingkat “keadaan tidak seimbang” atau “stationary state”. Akan, tetapi,
berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaaan tidak
berimbang itu dicapai pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi. Pandangan ini berbeda dengan pandangan klasik.
Seperti telah diterangkan, menurut pandangan Klasik tingkat tersebut dicapai
pada waktu perekonomian telah berada kembali pada tingkat pendapatan subsisten,
yaitu pada tingkat pendapatan yang sangat rendah.
3.
Teori Harrod-Domar
Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi,
teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi
supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan
pemisahan-pemisahan berikut : (i) barang modal telah mencapai kapasitas penuh,
(ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, (iii) rasio
modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan (iv)
perekonomian terdiri dari dua sektor.
Dalam analisis
Harrod-Domar menunjukkan bahwa, walaupun pada suatu waktu tertentu (misalnya
tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran
agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C+ I, akan menyebabkan kapasitas barang
modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003). Dengan kata
lain, investasi yang berlaku dalam tahun 2002 akan menambah kapasitas barang
modal uantuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2003.
Menyadari tentang
pertambahan kapasitas barang modal tersebut, analisis Harrod-Domar mengemukakan persoalan berikut : apakah
syarat yang perlu dipenuhi agar kapasitas barang modal yang bertambah itu akan
sepenuhny digunakan? Artinya : pakah syaratnya agar pada tahun berikutnya
(tahun 2003) baang-barang modal mencapai kapasitas penuh kembali?
Masalah yang dikemukakan
oleh Harrod-Domar ditunjukkan dalam Gambar 13.2. pengeluaran agreagat yang asal
adalah AE = C + I. Keseimbangan dicapai pada titik E yang menggambarkan : (i)
pendapatan nasional adalah Y dan (ii) pada pendapatan nasional tersebut ekonomi
mencapai kapasitas penuh. Misalkan jumlah barang modal pada keseimbangan ini
adalah Ko. Seterusnya teori Harrod-Domar menerangkan bahwa investasi yang
dilakukan pada tahun tersebut (2002) akan menyebabkan jumlah barang modal
bertambah pada tahun beikutnya (2003) yaitu jumlah barang modal menjadi K1
= K0 + I, dimana K1 adalah jumalh baang modal pada tahun
2003. Aga semua barang modal sepenuhnya digunakan, pengeluaran agregt pada
tahun itu harus mencapi AE1 = C + I + ∆I. Dengan pengeluaan agregat
ini pendapatan nasional adalah YK1 dan nilai ini sama dengan
kapasitas baang modal sebanyak K1 untuk menghasilkan pendapatan
nasional. Dengan demikian kapasitas penuh tercapai kembali. Analisi ini
menunjukkan dalam ekonomi dua sektor, investasi harus terus mengalami kenaikan
agar perekonomian tersebut mengalami pertumbuhan yang berkepanjangan.
Pertambahan investasi tersebut
diperlukan untuk meningkatkan
pengeluaran agregat. Dalam contoh diatas, pada tahun 2002 investasi adalah
sebesar I dan pada tahun 2003 investasi perlu meningkat menjadi (I + ∆I).
Dalam teori Harrod-Domar
tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh apabila ekonomi
terdiri dari tiga sektor atau empat sektor. Walau bagaimanapun berdasarkan
teorinya diatas dengan mudah dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku apabila
pengeluaran agreagat meliputi komponen yang lebih banyak, yaitu meliputi
pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dalam keadaan yang sedemikian, barang-barang
modal yang bertambah dapat sepenuhnya digunakan apabila AE1 + I1
+ G1 + (X-M)1 dimana I1 + G1 +
(X-M)1 sama dengan
(I +∆1).
Analisis diatas dapat pual
disimpulakn bahwa abalisis Harrod-Domar merupakan pelengkap kepada analisis
Keynesian. Dalam analisis Keynesian yang diperhatikan adalah persoalan ekonomi
jangka pendek. Manakala teori Harrod-Domar memperhatikan proyek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Melalui analisis Harod-Domar dapat diihat bahwa (i)
dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan perlu
dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan (ii) pertumbuhan ekonomi yang
teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X-M) terus menerus bertambah
dengan tingkat yang menggalakkan.
Gambar 13.2.
Teoi Harod-Domar : Peranan
Investasi Dalam Pertumbuhan
Pendapatan
Nasional
|
YK1
|
Y
|
0
|
45O
|
AE = C + I
=E
|
AE1 = C + 1 + ∆I
=E
|
Y = AE
=E
|
E
|
Pendapatan nasional yang dapat dihasilkan K1 barang
modal
|
4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori
Harrod-Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan.
Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agregat melalui
kenaikan investasi bertambah secara terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang
ditentukan, yaitu sebesar (I + ∆I). Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari
sudut pandangan yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. menurut teori ini,
yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada perkembangan factor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini
dapat dinyatakan dengan persamaan :
∆Y= f (∆K,∆L,∆T)
Di mana :
∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
∆K adalah tingkat pertumbuhan modal
∆L adalah tingkat
pertumbuhan penduduk
∆T adalah tingkat perkembangan teknologi
Analisis
Solow menunjukkan kesimpulan bahwa factor terpenting yang mewujudkan
pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja.
Factor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran
dan kepakaran tenaga kerja.
Setelah
itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya. Salah
satu studi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Denison yang menunjukkan
bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan keterampilan yang menjadi
factor utama yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
E. Masalah Pembangunan Di Negara
Berkembang
Ahli-ahli
ekonomi telah banyak membuat analisis untuk mengetahui factor-faktor yang
menjadi penghambat penting kepada usaha mempercepat pembangunan di
negara-negara berkembang. Bentuk masalah-masalah tersebut antara lain:
1.
Pertanian
Tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan,
infrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian
menyebabkan sector ini tingkat produktivitasnya sangat rendah. Keadaan yang
dijumpai di sector pertanian negara-negara berkembang yaitu cara bercocok tanam
masih tradisional, penggunaan input pertanian modern sangat terbatas, dan
alat-alat pertanian yang digunakan masih tradisional.
2.
Kekurangan
Dana Modal dan Modal Fisikal
Dua factor
penting yang sangat terbatas di negara-nagara berkembang yaitu modal dan tenaga
ahli. Yang dimaksud dengan modal disini adalah dana modal dan modal yang
bersifat fisik yaitu barang-barang modal. Pendapatan masyarakat yang sangat
rendah dan system perbankan yang belum berkembang pada tahap-tahap permulaan
proses pertumbuhan ekonomi tidak memungkinkan suatu negara berkembang untuk
mengatasi kekurangan modal tersebut. Beberapa ahli ekonomi mengembangkan teori
“vicious circle”. Teori ini menggambarkan kesukaran yang dihadapi suatu negara
miskin untuk mewujudkan pembangunan.
3.
Peranan
Tenaga Trampil dan Berpendidikan
Untuk mewujudkan
pembangunan diperlukan berbagai golongan tenaga kerja yang terdidik seperti
ahli-ahli teknik di berbagai bidang, akuntan, dan manajer untuk melaksanakan
proyek-proyek pembangunan, disamping itu diperlukan tenaga terampil yang akan
menjadi pengawas dan pelaksana dalam berbagai kegiatan industry. Tenaga kerja
seperti ini memerlukan pendidikan sebagai suatu langkah yang harus dilakukan
pada waktu usaha pembangunan mulai dilakukan serta memerlukan pengalaman untuk
dapat menjalankan operasi kegiatan modern tersebut secara efisien.
4.
Perkembangan
Penduduk Pesat
Mengenai sifat
penduduk negara-negara berkembang, terdapat dua ciri penting yang menimbulkan
efek yang buruk kepada usaha pembangunan, yaitu di beberapa negara jumlah
penduduknya relative besar, dan tingkat perkembangan penduduk sangat cepat. Ini
berarti negara-negara berkembang pada keseluruhannya mengahadapi masalah yang
sangat besar dalam membangun perekonomian, yaitu di satu pihak negara-negara
tersebut memiliki sumber-sumber dan kemampuan yang terbatas dalam melakukan
pembangunan ekonomi, tetapi dilain pihak mereka harus mewujudkan kesempatan
kerja dan berusaha menaikkan kemakmuran untuk sebagian besar penduduk dunia
yang bertambah.
5.
Masalah
Institusi, Sosial, Kebudayaan dan Politik
Pembangunan
ekonomi yang pesat memerlukan situasi politik yang stabil. Di beberapa negara
berkembang itu tidak terwujud. Pertentangan di antara golongan etnik di dalam
negeri, pertentangan dengan negara tetangga adalah hal-hal yang menghambat
pembangunan. Factor-faktor social dan kebudayaan juga besar pengaruhnya kepada
pembangunan. Cara-cara hidup dan berfikir yang tradisional seringkali
menyebabkan masyarakat tidak bertindak secara rasional. Berbagai bentuk
perubahan institusional adalah penting untuk mempercepat dan mempertinggi
efisiensi pembangunan ekonomi, seperti mempertinggi efisiensi administrasi
pemerintahan, mengembangkan institusi yang merencanakan dan melaksanakan
pembangunan ekonomi, dan mengadakan reformasi tanah, institusi- institusi
pendidikan perlu dikembangkan.
F.
Kebijakan
Mempercepat Pembangunan
1.
Kebijakan
Diversifasi Kegiatan Ekonomi
Langkah pertama yang
perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Langkah yang
lebih penting adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat mempercepat transformasi
kegiatan ekonomi dari yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang
modern. Apabila suatu negara mempunyai sumber alam yang kaya, kegiatan lain
disektor utama dan sector jasa dapat dikembangkan.
2.
Mengembangkan
Infrastruktur
Perkembangan
infrastruktur haruslah selaras dengan pembangunan ekonomi. Pada tahap
pembangunan yang rendah, infrastruktur yang diperlukan masih terbatas. Pada
tingkat ini penumpuan perkembangan adalah untuk membangun jalan, jembatan,
irigasi, listrik dan infrastruktur lain dalam taraf yang sederhana. Semakin
maju suatu perekonomian, semakin banyak infrastruktur diperlukan. Dengan
demikian mengembangkan infrastruktur harus secara terus-menerus dilakukan dan
harus diselarasi dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan yang ingin
diwujudkan pada masa depan.
3.
Meningkatkan
Tabungan dan Investasi
Pendapatan
masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Tabungan yang
diciptakan di dalam negeri tidak dengan sendirinya mewujudkan pembangunan.
Diperlukan kegiatan investasi dengan menarik investor asing untuk mempercepat
perkembangan investasi. Menggalakkan penanaman modal asing akan memberikan
beberapa sumbangan penting dalam pembangunan, yaitu penanaman modal asing
menyediakan modalnya sendiri, akan memindahkan teknologi dan kepakaran lain ke
Negara yang di datanginya, meningkatkan penggunaan teknologi modern, dan kerap
kali usaha mereka dapat meningkatkan ekspor.
4.
Meningkatkan
Taraf Pendidikan Masyarakat
Peningkatan
dalam taraf pendidikan memberi beberapa manfaat yang boleh mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Sumbangan dari taraf pendidikan yang semakin meningkat
kepada pertumbuhan ekonomi adalah : manajemen perusahaan-perusahaan modern yang
dikembangkan semakin efisien, penggunaan teknologi modern dalam kegiatan
ekonomi dapat lebih cepat berkembang, pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan
daya pemikiran masyarakat, dan berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga terampil
yang diperlukan berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.
5.
Mengembangkan
Institusi yang Mendorong Pembangunan
Pengembangan
ekonomi harus secara terus menerus diikuti oleh pengembangan
institusi-institusi yang dapat memberi dorongan kepada mengembangkan berbagai
kegiatan ekonomi. Pertama administrasi pemerintah perlu menggeser prioritas
kegiatannya dari menjalankan administrasi Negara kepada suatu institusi yang
dapat memberi dorongan kepada usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi. Langkah
kedua mengembangkan institusi-institusi yang secara langsung bertindak sebagai
badan yang membantu kegiatan pembangunan ekonomi. Mengembangkan institusi
pendidikan untuk mewujudkan ekonomi yang lebih pesat. Institusi keuangan
dikembangkan untuk mempercepat pembangunan.
6.
Merumuskan
dan Melaksanakan Perencanaan Ekonomi
Pada tahap
permulaan dari pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan ekonomi perlu
dilakukan. Dalam perencanaan perlu ditetapkan beberapa hal, diantaranya :
tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai , tingkat tabungan dan investasi
yang perlu diwujudkan, peranan sector swasta dan pemerintah dalam mencapai
tujuan tersebut, perkembangan kegiatan ekonomi di berbagai sector dan wilayah
yang perlu dilakukan, dan jumlah pembelanjaan dan sumber keuangan yang akan
digunakan dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebanyakan
negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam mempercepat pertumbuhan dan
pembangunan ekonominya. Hambatan-hambatan terpenting dalam mempercepat
pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah, kegiatan sector pertanian masih
tetap tradisional dan produktivitasnya sangat rendah, kebanyakan
negara menghadapi masalah kekurangan dana modal dan barang modal
yang modern, tenaga terampil, terdidik, dan keahlian keusahawanan
panawarannya masih jauh di bawah jumlah yang diperlukan, perkembangan
penduduk sangat pesat, berbagai masalah institusi, social, kebudayaan dan politik
sering dihadapi.
Kebijakan
pemerintah penting sekali peranannya dalam mempercepat pembangunan ekonomi.
Kebijakan pemerintahan tersebut meliputi :
1. Mendiversifikasikan kegiatan
ekonomi.
2. Mengembangkan infrastruktur.
3. Meningkatkan tabungan dan
investasi.
4. Meningkatkan taraf pendidikan.
5. Mengembangkan institusi yang
menggalakkan pembangunan.
6. Merumuskan dan melaksanakan
perencanaan ekonomi.
B.
Saran
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Banyak
kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian mau memberikaan
masukan kritik dan saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi : Teori Pengantar.
Jakarta : Rajawali Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar