Minggu, 07 Oktober 2018

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI-Ekonomi Makro


MAKALAH
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Ekonomi Makro
Dosen Pengampu :
 Eni Susilowati M.Pd.







Kelompok 13
3A
1.        Zahrothul Alifah                             (17402153001)
2.        Nazri Abdul Hakim                        (17402153015)
3.        Irma Yulistiani Dewi                      (17402153043)

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
 TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah, dengan materi mata kuliah Ekonomi Makro yang berjudul “Pertumbuhan Dan Pembangunan Ekonomi”  tepat pada waktunya. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Dr. H. Maftuhin, M.Ag, selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
2.      Ibu Eni Susilowati M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro
3.      Dan semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Tulungagung, 25 Nopember 2016
     
                                                                                    Penyusun



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................          i
KATA PENGANTAR ...............................................................................         ii
DAFTAR ISI................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................         1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................         1
C.     Tujuan Pembahasan............................................................................         1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep Mengenai Pertumbuhan Ekonomi.........................................         2
B.     Perbandingan Kemakmuran Berbagai Negara...................................         5
C.     Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi..................         9
D.    Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi....................................................       14
E.     Masalah Pembangunan di Negara Berkembang.................................       22
F.      Kebijakan Mempercepat Pembangunan.............................................       24
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................       27
B.     Saran...................................................................................................       27
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi, untuk memberikan suatu gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara. Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi, bukan saja masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah pemetaan pembagian pendapatan.
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, dan mengetahui bagaimana posisi suatu negara didalam perekonomian, perbandingan kemakmuran berbagai negara, faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, teori-teori pertumbuhan ekonomi, serta masalah pembangunan di negara berkembang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep mengenai pertumbuhan ekonomi?
2.      Bagaimana perbandingan kemakmuran berbagai negara?
3.      Apa saja faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi?
4.      Apa saja teori-teori pertumbuhan ekonomi?
5.      Apa masalah pembangunan di negara berkembang?
6.      Bagaimana kebijakan mempercepat pembangunan?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui konsep mengenai pertumbuhan ekonomi
2.      Untuk mengetahui perbandingan kemakmuran berbagai negara
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
4.      Untuk mengetahui teori-teori pertumbuhan ekonomi
5.      Apa masalah pembangunan di negara berkembang?
6.      Bagaimana kebijakan mempercepat pembangunan?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Mengenai Pertumbuhan Ekonomi
1.      Pertumbuhan Ekonomi
            Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai.
2.      Pembangunan Ekonomi
            Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Istilah ini adalah : pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Dengan perkataan lain, dalam mengartikan pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian yang tradisonal, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah pemetaan pembagian pendapatan. Perbedaan penting lainnya adalah : dalam pembangunan ekonomi tingkat pendapatan perkapita terus menerus meningkat, sedangkan pertumbuhan ekonomi belum tentu diikuti oleh kenaikan pendapatan per kapita.



a.      Pendapatan Perkapita Sebagai Pengukur Kemakmuran
Banyak informasi perlu digunakan untuk secara lengkap menunjukkan taraf kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyarakat suatu negara. Persentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka dan pemilikan harta-harta lain merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf kemakmuran yang dicapai. Disamping itu, kemakmuran ditentukan pula oleh fasilitas untuk mendapatkan suplai listrik dan air minum bersih, fasilitas pendidikan yang diperoleh dan taraf pendidikan yang dicapai, taraf kesehatan dan fasilitas pengobatan yang tersedia, keadaan perumahan masyarakat miskin dan taraf perkembangan infrastruktur yang dicapai. Tersedianya pekerjaan yang cukup merupakan faktor lainnya. Apabila faktor-faktor seperti ini digunakan untuk menunjukkan tingkat kemakmuran setiap negara, akan dihadapi masalah mengumpulkan data seperti itu.
b.      Membandingkan Pendapatan Per Kapita
            Sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan seperti yang dinyatakan diatas, dalam menunjukan dan membandingkan tingkat kemakmuran suatu masyarakat digunakan data pendapatan per kapita dalam mata uang sendiri maupun dalam dollar Amerika Serikat (apabila ia digunakan untuk perbandingan). Data pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran karena berbagai negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat berbeda. Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional negara A lebih besar jika dibandingkan dengan negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa negara A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari negara B .
c.       Pendapatan Per Kapita dan Cara Perhitungannya
            Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan perhitungannya adalah pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian pendapatan perkapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula sebagai berikut :
                                                                    PDB
1)        PDB Per Kapita   =
                                                           Jumlah Penduduk
     
                                                                   PDB
2)        PNB Per Kapita   =
                                                           Jumlah Penduduk

   Dalam menghitung pendapatan per kapita dua macam penghitungan dapat dilakukan, yaitu berdasarkan yang berlaku dan harga tetap. Penghitungan pendapatan per kapita menurut harga yang berlaku penting untuk memberi gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk negara itu  berbelanja dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukannya. Dan ini juga penting sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran di suatu negara berbanding dengan negara-negara lain.
Data pendapatan per kapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu negara. Produk Domestik Bruto biasanya bertambah dari tahun ke tahun. Nilainya yang bertambah itu pada umumnya disebabkan oleh dua faktor : (i) pertambahan produksi fiskal yang berlaku, dan (ii) kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian kenaikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga dalam menaikkan pendapatan nasional belum diperhitungkan. Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan kemakmuran yang diwujudkannya, ditentukan oleh perkembangan pendapatan nasional yang sebenarnya, yaitu yang tidak disebabkan oleh kenaikan harga. Oleh karena itu, untuk menggambarkan perkembangan kemakmuran suatu masyarakat perlulah dihitung pendapatan per kapita pada harga tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan per kapita rill terus menerus bertambah dari tahun ke tahun.
B.     Perbandingan Kemakmuran Berbagai Negara
Sebagai ukuran kasar untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai suatu negara, data pendapatan per kapita selalu digunakan. Bagian ini akan menggunakan data tersebut untuk membandingkan tingkat kemakmuran di antara berbagai negara, terutama di antara negara maju dan negara berkembang. Tiga aspek yang akan diperhatikan :
1.      Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk dunia yang digolongkan kepada beberapa pendapatan.
2.      Perbandingan yang terperinci  di antara beberapa negara terpilih didunia.
3.      Perbandingan pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup dengan menggunakan purchasing power parity.
1.      Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara
   Dalam menunjukkan pendapatan per kapita di berbagai dunia, Laporan Bank Dunia (Word Development Report) membedakan berbagai negara kepada empat kategori, yaitu : “low income ecconomies”, “lower middle-income”,“upper middle-income”, dan “high income contries”. Tabel 13.1 menunjukkan pendapatan per kapita rata-rata dari golongan-golongan negara tersebut pada tahun 2001.
Tabel 13.1
Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Golongan Negara
Pendapatan
Per Kapita
Jumlah
Penduduk
Persentasi

(Dolar US)
(Juta)
Dunia
1.       Low income economies
430
2.510,6
40,9
2.       Lower middle-income
1.240
2.164,5
35,3
3.       Upper middle-income
4.460
503,7
8,2
4.       High-income economies
26.710
955,0
15,6

Jumlah
6.132,8
100

   Data dalam tabel 13.1 menunjukkan jurang yang besar diantara  pendapatan “low income” dengan “high-income ecconomies” yaitu US $ 430 berbanding dengan US $ 26.710. Berarti pendapatan per kapita rata-rata “high income ecconomies” adalah lebih 62 kali lipat dari pendapatan per kapita rata-rata negara-negara miskin. Jumlah penduduk negara miskin adalah 2.511 juta, sedangkan negara berpendapatan tinggi jumlah penduduknya hanya 950 juta, yaitu hanya 38 persen dari penduduk golongan negara pendapatan rendah. Pendapatan per kapita rata-rata negara tersebut adalah US $ 1.240 untuk yang berpendapatan rendah dan US $ 4.460 untuk yang berpendapatan tinggi.
Dapat pula disimpulkan bahwa tiga perempat dari penduduk dunia termasuk dalam golongan yang rata-rata pendapatanya tidak begitu tinggi, yaitu rata-ratanya tidak melebihi US $ 1.240 dan belum menikmati taraf kehidupan yang menyenangkan. Banyak diantara mereka masih masih dapat dipandang sebagai penduduk yang mendapatkan pendapatan cukup hidup atau mencapai taraf “subsistence”. Negara berpendapatan rendah, seperti yang dinyatakan, bahwa memperoleh pendapatan rata-rata(per tahun) sebesar US $ 430 dan mereka meliputi 40.9 persentasi dari penduduk dunia. Banyak diantara mereka masih belum menikmati tiga kebutuhan hidup yang utama, yaitu makanan, pakaian dan perumahan yang memadai. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk menaikkan taraf kehidupan mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kehidupan ini terutama terdapat di Afrika dan Asia.
Kebanyakan negara-negara miskin baru mencapai kemerdekaan pada tahun-tahun sesudah Perang Dunia Kedua. Semenjak merdeka mereka berusaha mempercepat pertumbuhan ekonominya. Tetapi hambatan yang mereka hadapi dalam mencapai cita-cita ini sangat besar. Kekurangan modal, taraf pendidikan yang rendah, kegiatan ekonomi tradisonal yang rendah produktivitasnya dan pertambahan penduduk yang pesat telah menghambat usaha untuk mempercepat pembangunan, maka keadaan kemiskinan tetap tidak dapat dihapuskan.



2.      Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara
     Untuk memberikan gambaran yang lebih baik mengenai perbedaan pendapatan per kapita dan tingkat kemakmuran diberbagai negara, dalam tabel 13.2 ditunjukkan tingkat pendapatan per kapita di empat golongan negara yang dicantumkan sebelum ini. Di setiap golongan negara ditunjukkan beberapa negara yang disertai dengan pendapatan per kapitanya pada tahun 2001.
Tabel 13.2
Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Negara
Pendapatan
per kapita
 (dolar US)
Negara
Pendapatan
 per kapita
 (dolar US)
A.      Pendapatan Rendah
1.       Tanzania
2.       Bangladesh
3.       India
4.       Nigeria
5.       Cambodia
6.       Pakistan
7.       Ghana

270
370
460
290
270
420
290


C. Pendapatan menengah yang tinggi
1.     Afrika Selatan
2.     Brazil
3.     Malaysia
4.     Poland
5.     Mexico
6.     Argentina
7.     Slovak
8.     Saudi Arabia
9.     Portugal


2.900
3.060
3.640
4.240
5.540
6.960
3.700
7.230
  10.000

B.      Pendapatan menengah Rendah
1.       Indonesia
2.       Bolivia
3.       Filipina
4.       Sri Langka
5.       Jordan
6.       Romania
7.       Colombia
8.       Thailand
9.       Turki
10.    Iran
11.    China


   680
   940
1.050
   830
1.750
1.710
1.920
1.970
2.540
1.750
   890
D.    Negara Kaya

1.     Spanyol
2.     Hongkong
3.     Singapura
4.     Australia
5.     Inggris
6.     Jerman
7.     Amerika Serikat
8.     Swedia
9.     Jepang
10. Switzerland


14.860
25.920
24.740
19.770
24.230
23.700
34.870
25.400
35.990
36.970



Data dalam tabel tersebut menunjukkan pendapatan per kapita di negara berpendapatan rendah adalah sekitar US $270- US $460. Berdasarkan data tahun 2001, yang tergolong sebagai negara kaya adalah negara yang pendapatannya melebihi 12.000 dollar US. Diantara negara kaya, negara yang pendapatannya paling rendah adalah Spanyol (US $14.860) dan yang paling tinggi Switzerland  dengan pendapatan per kapita US $ 36.970.
Pendapatan per kapita negara berpendapatan menengah golongan rendah berkisar di antara US $600 hingga sekitar US $ 2.600. Sedangkan golongan menengah yang berpendapatan tinggi, pendapatan per kapitanya berada disekitar US $ 3.000 hingga US $ 10.000.
3.      Pendapatan Per Kapita dan “Purchasing Power Parity”
Dalam uraian sebelum ini telah diterangkan beberapa kelemahan pendapatan per kapita sebagai pengukur tingkat kemakmuran. Salah satu yang terpenting adalah perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai negara. Penghitungan pendapatan per kapita yang mempertimbangkan faktor perbedaan harga tersebut, yakni dengan menghitung kembali pendapatan per kapita berdasarkan harga yang sama di berbagai negara, akan menghasilkan data yang sangat berbeda dengan yang ditunjukkan dalam tabel 13.3.
Tabel 13.3
Perbandingan Per Kapita GDP dan Per Kapita PPP (Dalam Dolar US)
Negara
Pendapatan Per Kapita
GDP
PPP
Negara-negara Berkembang
1.       China
2.       India
3.       Indonesia
4.       Filipina
5.       Thailand
6.       Malaysia
7.       Pakistan
8.       Saudi Arabia
9.       Mexico
10.    Brazil
11.    Colombia


  890
  460
  680
1.050
1.960
3.640
   420
7.230
5.540
3.060
1.910

4.260
2.530
2.940
4.360
6.550
8.340
1.920
           11.390
8.770
7.450
5.980
Negara-negara Maju
1.       Amerika Serikat
2.       Perancis
3.       Australia
4.       Jerman
5.       United Kingdom

34.870
22.690
19.770
23.700
24.230

34.870
25.280
25.780
25.530
24.260


Pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan tersebut dinamakan pendapatan per kapita berdasarkan persamaan daya beli, (pendapatan per kapita-PPP) atau per kapita PPP-Purchasing Power Parity. Pendapatan per kapita yang dihitung menurut cara yang biasa dinamakan pendapatan per kapita nominal (per capita GDP nominal). Tabel 13.3 membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP diberbagai negara. Daripada data yang terdapat dalam tabel tersebut, beberapa kesimpulan dapat dibuat :
a.       Data tersebut didasarkan kepada harga-harga yang berlaku di Amerika Serikat.Oleh sebab itu di Amerika Serikat per kapita GDP = per kapita PPP.
b.      Di negara-negara maju pendapatan per kapita PPP hampir sama nilainya dengan pendapatan per kapita GDP.
c.       Di negara berkembang per kapita PPP jauh lebih tinggi dari pada per kapita GDP.Sebagai akibatnya,dengan menggunakan per kapita PPP jurang kemakmuran di anatara negara berkembang dan negara maju tidaklah sebesar seperti ditunjukkan oleh perbedaan per kapita GDP.
C.    Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa faktor yang telah lama dipandang oleh ahli-ahli ekonomi sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi :
1.      Tanah dan Kekayaan Alam lainnya
Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan hasil laut yang dapat diperoleh, junlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat.
Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Didalam setiap negara dimana pertumbuhan ekonomi barui bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan bebagai kegiatan ekonomi diluar sektor utama (pertanian dan petambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat. Kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak, dan terbatasnya pasar bago berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari pendapatan masyarakat yang rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi.
Apabila negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat diusahakan dengan menguntungkan, hambatan yang baru saja dijelaskan akan dapat teratasi dan pertumbuhan ekonomi dipercepat. Kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan tersebut akan menarik pengusaha-pengusaha dari negara yang lebih maju untuk mengusahakan kekayaan alam tersebut. Modal yang cukup, teknologi dan teknik produksi yang modern, dan tenaga-tenaga ahli dibawa oleh pengusaha-pengusaha tersebut dari luar memungkinkan kekayaan alam itu diusahakan secara efisien dan menguntungkan. Peranan penanaman barang-barang pertanian untuk diekspor, dan industri pertambangan minyak di dalam menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi dibeberapa negara Asia adalah suatu bukti yang nyata mengenai besarnya peranan kekayaan alam pada tingkat permulaan pertumbuhan ekonomi. Peranan perkembangan industri pertambangan minyak di dalam pertumbuhan ekonomi di negara-negara Timur Tengah dan Brunei adalah suatu bukti lain dari besarnya peranan pengembangan kekayaan alam di dalam permulaan proses pembangunan.
Walaupun uraian diatas menekankan tentang pentingnya peranan kekayaan alam dalam perkembangan ekonomis suatu negara, terutama dalam masa permulaan proses tersebut, hal itu tidaklah berarti bahwa perkembangan ekonomi sangatlah tergantung kepada banyaknya kekayaan alam suatu negara. Perkembangan ekonomi di Negeri Belanda, Jepang dan Korea Sealatan membuktikan bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti, perkembangan ekonomi yang pesat dapat juga berlaku. Perkembangan ekonomidi Negeri Belanda bermula dari perkembangan di sektor perdagangan. Perkembangan yang pesat di Jepang dan Korea Selatan pada masa sesudah Perang Dunia Kedua yang lalu adalah efek dari kesuksesan didalam pengembangan sektor industri yang efisien, yang sanggup bersaing di pasaran internasional.
2.      Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Disamping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini akan menyebabkan produktifitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya perlu diingat pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Maka luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara juga bergantung pada jumlah pengusaha dalam ekonomi. Apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah lebih banyak, lebih abyak kegiatan ekonomi yang dijalankan.
Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk terhadapa pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan itu kepada luas pasar. Perkembangan penduduk menyebabkan besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan akan bertambah pula. Karena perannya ini maka perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.
Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada p[ertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Suatu negara dipandang menghadapi masalah kelebihan penduduk apabila jumlah penduduk adalah tidak seimbang dengan faktor-faktor produksi lain yang tersedia, yaitu jumlah penduduk adalah jauh berlebihan. Sebagai akibat dari ketidakseimbangan ini produktivitas marjinal penduduk adalah rendah. Ini berarti pertambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan dalam produksi nasional, ataupun kalau ia bertambah, pertambahan tersebut adalah telalu lambat dan tidak dapat mengeimbangi pertambahan penduduk.
Apabila dalam perekonomian sudah berlalu keadaan dimana pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi nasional yang tingkatnya adalah lebih cepat dari tingkat petambahan penduduk, pendapatan per kapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menyebabkan kemakmuran masyarakat merosot.
3.      Barang-Barang Modal dan Tingkat Teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan pertumbuhan ekonomi. Didalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat untuk menangkap ikan dan berburu, alat-alat untuk bercocok tanam dan mengambil hasil hutan, masyarakat yang kuang maju akan menghadapi kesusahan yang lebih banyak lagi dalam mencari makanannya sehai-hari. Pada masa kini pertumbuahn ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang tinggi , yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang modal yang sangat bertanbah jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi bertanbah modern memegang peranan penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.
Apabila baang-barang modal saja yang betanbah, sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajun yang akan tercapai adalah jauh lebih rendah dari pada yang dicapai masa kini. Tanpa adanya perkembangan tekonologi, produktivitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Oleh karena itu pendapatan per kapita hanya mengalami perkembangan yang sangat kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku diberbagai negara terutama ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat. Efek utamanya adalah:
a.       Kemajuan teknologi dapat mempetinggi keefisienan kegiatan memproduksi sesuatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi
b.      Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksi sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat.
c.       Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang diproduksi tanpa meningkatkan harganya
4.      Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Sikap sosial dan sikap masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Didalam mengenalisis mengenai masalah-masalah pembangunan di negara-negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius dalam pembangunan. Adat istiadat tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara berproduksi yang modern dan produktivitas yang tinggi. Oelh karenanya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Juga di dalam sistem sosial dimana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah, atau dimana luas tanah yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidak ekonomis, pembangunan ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan.
Sikap masyarakat juga dapat menentukan samapai dimana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Di sebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar kepada pertumbuhan ekonomi. Sikap yang sedemikian itu antara lain adalah sikap berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk investasi, sikat yang sangat menghargai kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.
Apabila didalam masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam sistem sosial dan sikap masyarakat yang sangat menghambat pertumbuhan ekonomi, pemerintah haruslah berusaha untuk menghapuskan hambatan-hambatan tersebut. Perombakan dalam sistem sosial, seperti misalnya menghapuskan kekuasaan tuan tanah dan memberikan tanah kepada para petani yang tidak memilki tanah, adalah suatu langkah yang perlu dilakukan. Juga perubahan dalam sikap masyarakat perlu diciptakan. Perubahan itu terutama harus ditujukan aga masyarakat bersedia bekerja lebih keras untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan yang lebih banyak. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut ini adalah dengan memperluas fasilitas pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
D.    Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penelitian yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Mazhab Merkantilis, yaitu pemikir-pemikir ekonomi di antara abad ke-16 dan akhir abad ke-17, banyak membahas peanan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi klasik lebih abnyak lagi pendapat telah dikemukakan. Buku Adam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry into the Nature Causes of the Wealth Nations atau dengan ringkas, The Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan itu.  Buku ini, yang ditebitkan pada tahun 1776, dipandang sebagai permulaan perkembangan ilmu ekonomi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan. 
Sesudah masa Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus dan Stuart Mill juga menumpahkan perhatian yang besar terhadap masalah perkembangan ekonomi. Pada permualaan abad ini Schumpeter menjadi sangat terkenal karena bukunya mengenai pembangunan ekonomi, yaitu buku yang berjudul The Theory of Economic Development, dan mengenai siklus kegiatan usaha (bussiness cycle) atau konjungtur.
Setelah itu teori Harrold Domar dan teori Neo-Klasik telah lebih memperkaya lagi analisis mengenai pertumbuhan ekonomi.
1.      Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat tekonologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada banyak fator, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka. Dimisalkan luas tanah dan keayaan alam adalah tetap jumalahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat produksi nasional pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (Stationary State). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence). Menurut pandangan ahli-hli ekonomi klasiksetiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang bau diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Pandangan yang terkandung dalam teori tersebut dibawah ini.
Dari uraian mengenai teori pertumbuhan klasik telah dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekuranga penduduk, produksi maginal adalah lebih tinggi dari pada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan dan pendapatan perkapita menjadi semakin lambat perkembangannya.
Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pada suatu jumlah penduduk yang tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan perkapita. Pada keadaan ini pendapatan per kapita telah mencapai nilai yang maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimum. Secara grafik teori penduduk optimum dapat ditunjukkan seperti dalam gambar 13.1. kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan per kapita pada berbagai jumlah penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka penduduk optimal adalah jumlah penduduk sebanyak N0 dan pendapatan per kapita yang paling maksimum adalah Y0.



Gambar 13.1.
Teori Pertumbuhan Klasik : Penduduk Optimum
Jumlah Penduduk
Y1
Text Box: Pendapatan per kapita
MY*PK



Y0
MM
MYPK



N0
N1



            Dalam dua abad belakangan ini di negara-negara maju pertumbuhan ekonomi tidak seperti diramalkan oleh teori pertumbuhan klasik. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku  di negara Barat teutama disebabkan oleh  perkembangan tekonologi. Efek dari pertumbuhan yang demikian kurba YPK akan terus menerus bergerak ke atas (misalnya menjadi Y*PK). Perubahan seperti ini menyebabkan dua hal beikut : (i) penduduk optimum akan bergeser ke N0 ke kanan (misalnya N1) dan (ii) pada penduduk optimum N1 pendapatan per kapita lebih tinggi dari Y0 (yaitu menjadi Y1).
2.      Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dlam mewujudkan prtumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tesebut meliputi : memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu baang ke pasar-pasaran baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru.
Di dalam mengemukalan teori pertumbuhannya Schumpeter memulai amalisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak seimbang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tesebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan : penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
Menurit Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi akan semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak seimbang” atau “stationary state”. Akan, tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaaan tidak berimbang itu dicapai pada tingkat  pertumbuhan yang tinggi. Pandangan ini berbeda dengan pandangan klasik. Seperti telah diterangkan, menurut pandangan Klasik tingkat tersebut dicapai pada waktu perekonomian telah berada kembali pada tingkat pendapatan subsisten, yaitu pada tingkat pendapatan yang sangat rendah.

3.      Teori Harrod-Domar
Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisahan-pemisahan berikut : (i) barang modal telah mencapai kapasitas penuh, (ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, (iii) rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan (iv) perekonomian terdiri dari dua sektor.
Dalam analisis Harrod-Domar menunjukkan bahwa, walaupun pada suatu waktu tertentu (misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C+ I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003). Dengan kata lain, investasi yang berlaku dalam tahun 2002 akan menambah kapasitas barang modal uantuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2003.
Menyadari tentang pertambahan kapasitas barang modal tersebut, analisis Harrod-Domar  mengemukakan persoalan berikut : apakah syarat yang perlu dipenuhi agar kapasitas barang modal yang bertambah itu akan sepenuhny digunakan? Artinya : pakah syaratnya agar pada tahun berikutnya (tahun 2003) baang-barang modal mencapai kapasitas penuh kembali?
Masalah yang dikemukakan oleh Harrod-Domar ditunjukkan dalam Gambar 13.2. pengeluaran agreagat yang asal adalah AE = C + I. Keseimbangan dicapai pada titik E yang menggambarkan : (i) pendapatan nasional adalah Y dan (ii) pada pendapatan nasional tersebut ekonomi mencapai kapasitas penuh. Misalkan jumlah barang modal pada keseimbangan ini adalah Ko. Seterusnya teori Harrod-Domar menerangkan bahwa investasi yang dilakukan pada tahun tersebut (2002) akan menyebabkan jumlah barang modal bertambah pada tahun beikutnya (2003) yaitu jumlah barang modal menjadi K1 = K0 + I, dimana K1 adalah jumalh baang modal pada tahun 2003. Aga semua barang modal sepenuhnya digunakan, pengeluaran agregt pada tahun itu harus mencapi AE1 = C + I + ∆I. Dengan pengeluaan agregat ini pendapatan nasional adalah YK1 dan nilai ini sama dengan kapasitas baang modal sebanyak K1 untuk menghasilkan pendapatan nasional. Dengan demikian kapasitas penuh tercapai kembali. Analisi ini menunjukkan dalam ekonomi dua sektor, investasi harus terus mengalami kenaikan agar perekonomian tersebut mengalami pertumbuhan yang berkepanjangan. Pertambahan investasi tersebut  diperlukan untuk  meningkatkan pengeluaran agregat. Dalam contoh diatas, pada tahun 2002 investasi adalah sebesar I dan pada tahun 2003 investasi perlu meningkat menjadi (I + ∆I).
Dalam teori Harrod-Domar tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh apabila ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor. Walau bagaimanapun berdasarkan teorinya diatas dengan mudah dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku apabila pengeluaran agreagat meliputi komponen yang lebih banyak, yaitu meliputi pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dalam keadaan yang sedemikian, barang-barang modal yang bertambah dapat sepenuhnya digunakan apabila AE1 + I1 + G1 + (X-M) dimana I1 + G1 + (X-M)  sama dengan
(I +∆1).
Analisis diatas dapat pual disimpulakn bahwa abalisis Harrod-Domar merupakan pelengkap kepada analisis Keynesian. Dalam analisis Keynesian yang diperhatikan adalah persoalan ekonomi jangka pendek. Manakala teori Harrod-Domar memperhatikan proyek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Melalui analisis Harod-Domar dapat diihat bahwa (i) dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan (ii) pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X-M) terus menerus bertambah dengan tingkat yang menggalakkan.
Gambar 13.2.
Teoi Harod-Domar : Peranan Investasi Dalam Pertumbuhan
Pendapatan Nasional



Text Box: Perbelanjaan Agregat

YK1
Y
0
45O
AE = C + I



=E
AE1 = C + 1 + I




=E
Y = AE



=E
E
Pendapatan nasional yang dapat dihasilkan K1 barang modal










4.      Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori Harrod-Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah secara terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan, yaitu sebesar (I + ∆I). Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari sudut pandangan yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan factor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :
                         ∆Y= f (∆K,∆L,∆T)
Di mana :
                        ∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
                                    ∆K adalah tingkat pertumbuhan modal
                        ∆L  adalah tingkat pertumbuhan penduduk
                        ∆T  adalah tingkat perkembangan teknologi
Analisis Solow menunjukkan kesimpulan bahwa factor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Factor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya. Salah satu studi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Denison yang menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan keterampilan yang menjadi factor utama yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
E.     Masalah Pembangunan Di Negara Berkembang
Ahli-ahli ekonomi telah banyak membuat analisis untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi penghambat penting kepada usaha mempercepat pembangunan di negara-negara berkembang. Bentuk masalah-masalah tersebut antara lain:
1.      Pertanian Tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan sector ini tingkat produktivitasnya sangat rendah. Keadaan yang dijumpai di sector pertanian negara-negara berkembang yaitu cara bercocok tanam masih tradisional, penggunaan input pertanian modern sangat terbatas, dan alat-alat pertanian yang digunakan masih tradisional.
2.      Kekurangan Dana Modal dan Modal Fisikal
Dua factor penting yang sangat terbatas di negara-nagara berkembang yaitu modal dan tenaga ahli. Yang dimaksud dengan modal disini adalah dana modal dan modal yang bersifat fisik yaitu barang-barang modal. Pendapatan masyarakat yang sangat rendah dan system perbankan yang belum berkembang pada tahap-tahap permulaan proses pertumbuhan ekonomi tidak memungkinkan suatu negara berkembang untuk mengatasi kekurangan modal tersebut. Beberapa ahli ekonomi mengembangkan teori “vicious circle”. Teori ini menggambarkan kesukaran yang dihadapi suatu negara miskin untuk mewujudkan pembangunan.
3.      Peranan Tenaga Trampil dan Berpendidikan
Untuk mewujudkan pembangunan diperlukan berbagai golongan tenaga kerja yang terdidik seperti ahli-ahli teknik di berbagai bidang, akuntan, dan manajer untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan, disamping itu diperlukan tenaga terampil yang akan menjadi pengawas dan pelaksana dalam berbagai kegiatan industry. Tenaga kerja seperti ini memerlukan pendidikan sebagai suatu langkah yang harus dilakukan pada waktu usaha pembangunan mulai dilakukan serta memerlukan pengalaman untuk dapat menjalankan operasi kegiatan modern tersebut secara efisien. 
4.      Perkembangan Penduduk Pesat
Mengenai sifat penduduk negara-negara berkembang, terdapat dua ciri penting yang menimbulkan efek yang buruk kepada usaha pembangunan, yaitu di beberapa negara jumlah penduduknya relative besar, dan tingkat perkembangan penduduk sangat cepat. Ini berarti negara-negara berkembang pada keseluruhannya mengahadapi masalah yang sangat besar dalam membangun perekonomian, yaitu di satu pihak negara-negara tersebut memiliki sumber-sumber dan kemampuan yang terbatas dalam melakukan pembangunan ekonomi, tetapi dilain pihak mereka harus mewujudkan kesempatan kerja dan berusaha menaikkan kemakmuran untuk sebagian besar penduduk dunia yang bertambah.
5.      Masalah Institusi, Sosial, Kebudayaan dan Politik
Pembangunan ekonomi yang pesat memerlukan situasi politik yang stabil. Di beberapa negara berkembang itu tidak terwujud. Pertentangan di antara golongan etnik di dalam negeri, pertentangan dengan negara tetangga adalah hal-hal yang menghambat pembangunan. Factor-faktor social dan kebudayaan juga besar pengaruhnya kepada pembangunan. Cara-cara hidup dan berfikir yang tradisional seringkali menyebabkan masyarakat tidak bertindak secara rasional. Berbagai bentuk perubahan institusional adalah penting untuk mempercepat dan mempertinggi efisiensi pembangunan ekonomi, seperti mempertinggi efisiensi administrasi pemerintahan, mengembangkan institusi yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan ekonomi, dan mengadakan reformasi tanah, institusi- institusi pendidikan perlu dikembangkan.
F.     Kebijakan Mempercepat Pembangunan
1.      Kebijakan Diversifasi Kegiatan Ekonomi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Langkah yang lebih penting adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang  baru yang dapat mempercepat transformasi kegiatan ekonomi dari yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern. Apabila suatu negara mempunyai sumber alam yang kaya, kegiatan lain disektor utama dan sector jasa dapat dikembangkan.
2.      Mengembangkan Infrastruktur
Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan pembangunan ekonomi. Pada tahap pembangunan yang rendah, infrastruktur yang diperlukan masih terbatas. Pada tingkat ini penumpuan perkembangan adalah untuk membangun jalan, jembatan, irigasi, listrik dan infrastruktur lain dalam taraf yang sederhana. Semakin maju suatu perekonomian, semakin banyak infrastruktur diperlukan. Dengan demikian mengembangkan infrastruktur harus secara terus-menerus dilakukan dan harus diselarasi dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan yang ingin diwujudkan pada masa depan.
3.      Meningkatkan Tabungan dan Investasi
Pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Tabungan yang diciptakan di dalam negeri tidak dengan sendirinya mewujudkan pembangunan. Diperlukan kegiatan investasi dengan menarik investor asing untuk mempercepat perkembangan investasi. Menggalakkan penanaman modal asing akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan, yaitu penanaman modal asing menyediakan modalnya sendiri, akan memindahkan teknologi dan kepakaran lain ke Negara yang di datanginya, meningkatkan penggunaan teknologi modern, dan kerap kali usaha mereka dapat meningkatkan ekspor.
4.      Meningkatkan Taraf Pendidikan Masyarakat
Peningkatan dalam taraf pendidikan memberi beberapa manfaat yang boleh mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sumbangan dari taraf pendidikan yang semakin meningkat kepada pertumbuhan ekonomi adalah : manajemen perusahaan-perusahaan modern yang dikembangkan semakin efisien, penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang, pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat, dan berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga terampil yang diperlukan berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.
5.      Mengembangkan Institusi yang Mendorong Pembangunan
Pengembangan ekonomi harus secara terus menerus diikuti oleh pengembangan institusi-institusi yang dapat memberi dorongan kepada mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi. Pertama administrasi pemerintah perlu menggeser prioritas kegiatannya dari menjalankan administrasi Negara kepada suatu institusi yang dapat memberi dorongan kepada usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi. Langkah kedua mengembangkan institusi-institusi yang secara langsung bertindak sebagai badan yang membantu kegiatan pembangunan ekonomi. Mengembangkan institusi pendidikan untuk mewujudkan ekonomi yang lebih pesat. Institusi keuangan dikembangkan untuk mempercepat pembangunan.
6.      Merumuskan dan Melaksanakan Perencanaan Ekonomi
Pada tahap permulaan dari pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan ekonomi perlu dilakukan. Dalam perencanaan perlu ditetapkan beberapa hal, diantaranya : tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai , tingkat tabungan dan investasi yang perlu diwujudkan, peranan sector swasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut, perkembangan kegiatan ekonomi di berbagai sector dan wilayah yang perlu dilakukan, dan jumlah pembelanjaan dan sumber keuangan yang akan digunakan dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kebanyakan negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonominya. Hambatan-hambatan terpenting dalam mempercepat pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah, kegiatan sector pertanian masih tetap tradisional dan produktivitasnya sangat rendah, kebanyakan negara menghadapi masalah kekurangan dana modal dan barang modal yang modern, tenaga terampil, terdidik, dan keahlian keusahawanan panawarannya masih jauh di bawah jumlah yang diperlukan, perkembangan penduduk sangat pesat, berbagai masalah institusi, social, kebudayaan dan politik sering dihadapi.
Kebijakan pemerintah penting sekali peranannya dalam mempercepat pembangunan ekonomi. Kebijakan pemerintahan tersebut meliputi :
1.      Mendiversifikasikan kegiatan ekonomi.
2.      Mengembangkan infrastruktur.
3.      Meningkatkan tabungan dan investasi.
4.      Meningkatkan taraf pendidikan.
5.      Mengembangkan institusi yang menggalakkan pembangunan.
6.      Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.
B.     Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian mau memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali Press


MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI-Ekonomi Makro

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ekonomi Makro ...